Rabu, 29 April 2009

PROFILE KABUPATEN REMBANG


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan oleh Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang merupakan bahan dasar dalam penyusunan Profil Kebudayaan, Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang, yang disusun dan dituangkan dalam “ Buku Profil Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Rembang Tahun 2008 “.

Buku ini dimaksudkan untuk menyediakan gambaran umum dan informasi mengenai potensi obyek wisata, produk unggulan dan aneka ragam jenis seni budaya yang ada di Kabupaten Rembang, yang pada akhirnya akan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan oleh para investor, pelaku industri pariwsata, pemerhati pariwisata, penulis pariwisata maupun pemerintah, khususnya dalam memperoleh data / informasi yang berkaitan dengan perkembangan potensi pariwisata dan seni budaya Kabupaten Rembang.

Kami sadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan buku ini masih terdapat kekurangan, karenanya akan terus diupayakan kesempurnaanya. Saran dan masukan dari pengguna akan selalu diharapkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Rembang, Januari 2009



KEPALA DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA

KABUPATEN REMBANG

Drs. H. SADONO

Pembina Utama Muda

Nip 130 873 244


DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

I. GAMBARAN UMUM 4

II. POTENSI PARIWISATA 7

III. DATA WISATAWAN 24

IV. INFRASTRUKTUR DAN FASILITAS 26

V. ALAMAT KONTAK DAN INFORMASI 28

VI. INVESTASI DI BIDANG PARIWISATA 29

LAMPIRAN-LAMPIRAN

I. GAMBARAN UMUM

A. Letak Geografis

Kabupaten Rembang terletak di ujung paling Timur Laut Jawa Tengah, berada di pegunungan Kendeng Utara di antara 111° 00” - 111° 30 “ BT dan 06° 30” - 07° 60” LS, yang sebagian wilayah merupakan daerah pantai yang membujur sepanjang pantai utara pulau Jawa kurang lebih sekitar 62 km .Letak ketinggian dataran yang terendah adalah 0 M dan yang tertinggi 806 M dari permukaan air laut ( terletak di Gunung Lasem ).

Berdasarkan komposisi jenis tanah yang ada di Kabupaten Rembang adalah meliputi tanah mediterial merah kuning campur grumosal 45 %, alluvial 10 %, grumosal 32 %, andosal 8 %, dan regosol( putih kecoklatan ) 5 %. Menurut pola penggunaan tanahnya menunjukkan bahwa tanah untuk sawah 29.956 Ha, dan tanah kering seluas 71.450 Ha.

Kebutuhan air dari daerah aliran sungai Jratun Seluna dibagi dalam empat sub yaitu Randugunting di Kecamatan Sumber, Babagan di Kecamatan Lasem, Karanggeneng di Kecamatan Rembang dan Kalipang di Kecamatan Sarang; yang bermuara di Laut Jawa dan sebagian besar berair payau serta pada musim kemarau digunakan untuk membuat garam oleh penduduk setempat.

Selain sumber air tersebut masih terdapat sumber air yang lain baik untuk pertanian maupun untuk kebutuhan air minum, diantaranya Embung Pasucen di Kecamatan Gunem, Waduk Kedungsepen di Kecamatan Sulang, Sumber Air Tinatas Sumurpule di Kecamatan Kragan, Brubulan Pasucen di Kecamatan Gunem, Mudal dan Jomblang I, II, III di Kecamatan Pamotan, Bulu dan Sendangsoyo di kecamatan Bulu, Rowosetro di Kecamatan Rembang, Kajar Kursi di Kecamatan Lasem, serta Semen, Newen, Brubulan Tahunan di Kecamatan Sale ( merupakan satu-satunya sumber air yang cukup besar pada aliran sungai kering, yang sebagian dimanfaatkan Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur ).

PETA KABUPATEN REMBANG


A. Batas Wilayah

Batas-batas daerahnya :

1. Di sebelah Utara Laut Jawa;

2. Di sebelah Barat wilayah Kabupaten Pati;

3. Di sebelah Selatan wilayah Kabupaten Blora;

4. Di sebelah Timur wilayah Kabupaten Tuban Propinsi Jawa Timur.

B. Administrasi Pemerintahan ( Jumlah Kecamatan. Desa/Kelurahan, Luas Wilayah Kabupaten)

Kabupaten Rembang memiliki 14 Kecamatan, 288 Desa Swasembada ( sebagian besar terdiri dari 36 Desa Pegunungan dan 49 Desa Pantai ), serta 7 Kelurahan Swasembada.

Luas wilayah Kabupaten Rembang adalah 101.408 Ha , meliputi tanah sawah dengan pengairan dan tanah kering dengan bangunan/tegalan/pekarangan ; yang masing-masing adalah sebagai berikut :

No.

Kecamatan

Tanah Sawah ( ha )

Tanah Kering ( ha )

Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

Sumber

Bulu

Gunem

Sale

Sarang

Sedan

Pamotan

Sulang

Kaliori

Rembang

Pancur

Kragan

Sluke

Lasem

3.081

1.835

1.270

1.773

2.770

2.101

2.246

2.128

3.588

3.208

1.179

2.484

1.092

1.203

4.592

8.405

6.750

8.941

6.363

5.863

5.910

6.326

2.562

2.673

3.415

3.682

2.667

3.301

7.673

10.240

8.020

10.714

9.133

7.964

8.156

8.454

6.150

5.881

4.594

6.166

3.759

4.504

J u m l a h

29.958

71.450

101.408

C. Iklim ( Type Iklim, Suhu, Curah Hujan, Kelembaban )

Kabupaten Rembang mempunyai iklim tropis/kering tipe C, D, E, F sampai bulan musim penghujan; dan sekitar 7-8 bulan musim kemarau dengan curah hujan rata-rata 1.729 mm/tahun ( 82 hari/tahun ).

Suhu temperatur terendah ( kering ) antara 27° – 34 ° C,suhu temperatur tertinggi matahari mendominasi iklim Rembang. Sungai-sungai di Kabupaten Rembang pada umumnya di musim kemarau kering, tetapi pada musim penghujan kadang-kadang banjir.

D. Ekonomi ( PDRB, Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita )

Thn

Adh Konstan Tahun 2000

Adh Berlaku

PDRB

PDRB Per Kapita

Perkembangan

LPE

%

PDRB

PDRB Per Kapita

Perkembangan

LPE

%

2001

1.583.726.000.000

2.814.000

103,12

3,12

1.753.327.000.000

2.882.000

115,71

15,71

2002

1637.137.000.000

2.875.000

106,60

3,37

2.012.632.000.000

3.535.000

132,82

14,79

2003

1.686.410.000.000

2.917.000

109,81

3,01

2.237.184.000.000

3.870.000

147,64

11,16

2004

1.762.800.000.000

2.022.000

114,78

4,53

2.425.089.000.000

4.157.000

160,04

8,40

2005

1.825.560.000.000

2.794.000

118,87

3,56

2.770.983.000.000

4.705.000

182,87

14,27

2006









2007









Sumber : Bappeda dan BPS Kabupaten Rembang, PDRB Kabupaten Rembang Tahun 2005

E. Demografi ( Jumlah Penduduk, Angkatan Kerja )

Uraian

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

Penduduk ( L )

282.844

286.172

289.199

292.255

295.089




( P )

283.016

286.566

289.954

293.191

296.697




Jumlah

565.860

572.738

579.153

585.446

591.789




Angkatan Kerja( L )

585

585

237.974

240.484

243.343




( P )

465

465

239.856

242.498

246.715




Jumlah

1.050

1.050

477.830

482.982

490.058




Sumber : BPS Kabupaten Rembang, Rembang Dalam Angka

F. Kondisi Sosial Masyarakat

Mata pencaharian penduduk adalah petani, buruh tani, nelayan, pengusaha, buruh industri, buruh bangunan, pedagang, biro angkutan, PNS / ABRI, pensiunan, dan lain-lain.

Flora yang terdapat di Kabupaten Rembang adalah di sebelah Barat terdapat tanaman kelapa, mangga, siwalan, kedondong, jeruk, kawis, dan bambu ori; di daerah sebelah Timur terdapat tanaman kelapa, mangga, jeruk, jambu biji, kedondong, nangka, durian, duku, sukun, pisang, kapuk, tebu, cengkeh, mete dan kopi. Tanaman musiman yang terdapat merata di seluruh wilayah dalam Kabupaten Rembang yaitu padi gogo, jagung, ketela rambat, kedelai, ketela pohon, kacang tanah dan kacang hijau.

Di Pulau Marongan dan Pulau Gede Kecamatan Kaliori terdapat pembudidayaan rumput laut. Kekayaan hutan berupa hutan produksi, hutan lindung, hutan suaka alam dan hutan wisata. Hutan jati terletak di bagian Selatan Kabupaten Rembang yang membujur dari arah Barat ke Timur, dan hutan lindung terdapat di lereng pegunungan Lasem dengan tanaman sono keling, mahoni, sengon, kemiri, dadap dan lain sebagainya.

Fauna yang ada adalah yang dipelihara penduduk adalah ternak yang tidak begitu membutuhkan air, dan mudah dikembangbiakkan serta dapat dimanfaatkan yaitu meliputi sapi, kerbau, kuda, kambing, domba, babi, ayam kampung/ras, itik, enthog, angsa, dan kelinci. Di sebelah utara pantai , kegiatan ekonomi yang menonjol adalah berupa perikanan laut dan tambak.

Pertambangan meliputi Batu Kapur 10.735 ha terbanyak di Kecamatan Bulu, Gunem, Sale, Sarang, Pamotan dan Sedan; Pasir Kwarsa 3.256 ha terbanyak di Kecamatan Sedan, Sarang, Sale, Bulu, Sluke; Ball Clay 405 ha di Kecamatan Sedan, Bulu, Sarang, Gunem; Andesit 10.635 ha di Kecamatan Sedan, Pancur, Kragan, Sluke, Lasem; Batu Bara 135 ha di Kecamatan Gunem dan Desa Sumbermulyo Kecamatan Sale; Trass 260 ha di Kecamatan Sluke, Pancur, Kragan; Phospat 14 ha di Kecamatan Gunem, Sale, Pamotan; sedangkan pertambangan Calsit di Kecamatan Sedan, Sarang dan Gunem, gypsum serta dolomit masih dalam penelitian.

II. POTENSI PARIWISATA.

Pada dasarnya Kabupaten Rembang mempunyai potensi pariwisata yang sangat besar dan tersebar, dengan didukung oleh letak geografis, kekayaan alam, seni dan budaya daerah, serta ciri khas yang menarik. Potensi pariwisata dan seni budaya Kabupaten Rembang yang sudah berkembang maupun belum berkembang, adalah sebagai berikut :


ASAL USUL REMBANG



Sekitar Tahun Saka 1336, datanglah orang Campa Banjarmati sebanyak delapan orang yang pandai membuat gula tebu. Orang-orang Campa itu pindah dari negerinya untuk membuat gula tebu. Mereka dipimpin oleh Kakek Pow Ie Din berangkat melalui lautan menuju ke Barat hingga mendarat di sekitar sungai dan kanan kirinya ditumbuhi pohon bakau. Ketika mendarat, mereka melakukan do’a dan semedi; setelah itu mulailah menebangi pohon bakau yang selanjutnya tanah itu dijadikan pertegalan / pekarangan serta perumahan dan perkampungan.

Kampung tersebut dinamakan KABONGAN berasal dari “BAKAU” menjadi “ Ka-Bong-An (Kabongan)”. Pada suatu hari saat fajar menyingsing pada bulan Waisaka orang-orang mulai “ngerembang“ (mbabat; memangkas) tebu. Sebelum Ngerembang tebu dimulai terlebih dahulu upacara suci sembahyang dan semedi di tempat tebu serumpun, yang akan dipangkas 2 batang tebu (dinamakan “tebu pengantin”). Upacara pemangkasan tebu tersebut dinamakan “ngRembang Sakawit”…

Dari kata ngerembang inilah kemudian menjadi kata “Rembang” nama kota Rembang yang sekarang ini. Menurut Sahibul Hikayat dengan nama samaran mBah Guru, Upacara “ngRembang Sakawit” dilaksanakan pada hari Rabo Legi, saat dinyanyikan kidung Minggu Kasada Bulan Waisaka Tahun Saka 1337 dengan Candra Sengkala : Sabda Tiga Wadha Isyara.


PETA WISATA KABUPATEN REMBANG


MASJID AGUNG & KOMPLEK MAKAM ADIPATI I REMBANG ( PANGERAN SEDOLAUT )

Berada di kawasan yang menyatu dengan rumah dinas Bupati, alon-alon, dan terminal. Termasuk bangunan cagar budaya, dibangun tahun 1814 M oleh Adipati Condrodiningrat. Masjid ini telah mengalami 6 kali pemugaran, tetapi bangunan induk masih dijaga keasliannya. Di belakang masjid ini terdapat makam para Adipati Rembang diantaranya makam Adipati Sedolaut (Tahun 1886). Di kawasan ini sangat cocok untuk transit (Ishoma), karena berada di pusat kota.

Sebagaimana prototipe masjid kuno di Indonesia, kawasan masjid juga selalu menjadi kompleks pemakaman. Di belakang masjid (sebelah barat) terdapat bangunan cungkup dengan model arsitektur Eropa yang cukup megah. Dengan ketinggian batur sekitar satu meter, bangunan cungkup ini berbentuk segi delapan yang berpusat pada lima buah makam yang ada di dalamnya. Kompleks makam ini terkenal dengan sebutan makam Pangeran Sedo Laut, meskipun di dalamnya terdapat paling tidak lima buah makam. Secara berjajar dari barat ke timur makam-makam tersebut adalah:

1. Makam Adipati Condrodiningrat dengan menggunakan jirat dari semen dan nisan berbentuk kurawal yang terbuat dari batu putih. Makam ini berangka tahun 1289 Hijriyah.

2. Makam istri Adipati Condrodiningrat dengan jirat & nisan yang hampir sama makam suaminya. Nisan ini berangka tahun 1291h Hijriyah

3. Makam Raden Tumenggung Pratiktoningrat atau Kanjeng Pangeran Sedo Laut dengan jirat yang terbuat dari susunan bata dan nisan yang sudah terbuat dari semen. Pada nisan terdapat angka tahun 1757 menurut angka tahun Jawa atau 1831 Masehi.

4. Makam istri Kanjeng Pangeran Sedo Laut dengan jirat dan nisan yang hampir sama dengan suaminya. Hanya saja pada makam ini tidak bisa ditemukan angka tahun.

5. Makam istri Patih Pati, yaitu Raden Ayu Sasmoyo dengan jirat dan nisan yang hampir sama dengan makam ke-3 dan ke-4 dengan tanpa angka tahun.

Masjid Jami’ Lasem, Makam Adipati Tejokusumo I DAN MBAH SAMBU

Adipati Tejokusumo I sebagai Bupati Lasem dari generasi ke-empat setelah Bupati Santi Puspo, pada tahun 1585 dan menempatkan pusat kekuasaannya di Soditan. Tiga tahun setelah menjadi adipati, dengan membangun Masjid Jami’ Lasem tahun 1588 berada di sebelah barat alun-alun. Hingga sekarang masjid ini masih megah setelah mengalami pemugaran-pemugaran. Adipati Tejokusumo meninggal pada tahun 1632.

Untuk selanjutnya, karena jabatan adipati di Lasem kosong maka Sultan Agung dari Mataram mengangkat Cik Go Ing sebagai adipati dengan gelar Tumenggung Mertoguno. Setelah meninggal, Adipati Tejokusumo I dimakamkan di sebelah barat Masjid Jami’ Lasem yang sekarang terletak di dusun Kauman, desa Karangturi, kecamatan Lasem. Di sebelah barat laut masjid juga terdapat sebuah makam yang oleh masyarakat setempat disebut dengan nama makam Mbah Sambu yang dikatakan merupakan seorang Cina yang menyebarkan agama Islam di daerah ini pada masa Tejokusumo I. Makam Tejokusumo I terletak di sebuah halaman yang dikelilingi oleh tembok bata.

Di dalam areal tembok bata tersebut terdapat tiga makam yang berderet dari barat ke timur. Makam Adipati Tejokusumo I terletak di bagian paling barat. Dua makam lainnya tidak dikenal hingga kini. Jirat makam Tejokusumo I terbuat dari batu bata yang disusun secara bertumpuk semakin ke atas semakin mengecil. Pada setiap sudut dan bagian tengah dari masing-masing sisi jirat terdapat hiasan dengan motif simbar.

Adapun nisan pada makam ini terbuat dari batu andesit yang dibentuk kurawal dengan hiasan medalion pada bagian tengah. Adapun makam Mbah Sambu dan istrinya yang berada di sebelah utara makam Adipati Tejokusumo I. Makam Mbah sambu dan istrinya berada di dalam cungkup yang berdenah bulat dan beratap kubah yang seluruhnya terbuat dari bata merah berlepa. Kemungkinan besar makam ini sudah dipugar. Di sebelah utara masjid terdapat bangunan terbuka yang terdapat makam-makam yang tidak dikenali identitasnya. Dengan melihat pada nisan-nisannya, tampak dengan jelas bahwa kompleks kuburan ini juga sudah cukup tua. Nisan-nisan yang bisa dilihat di situ sebagian terbuat dari batu andesit dengan bentuk kurawal dan gada.

TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI, JANGKAR DANG PUHAWANG DAN BANGUNAN BELANDA

Konon TRP Kartini pada awalnya dipakai sebagai tempat pemantauan arus lalu lintas kapal-kapal, tempat para nelayan transit, dan juga digunakan sebagai pusat kegiatan sedekah laut bagi masyarakat setempat. Lokasi TRP Kartini berada di kawasan kota pada jalur jalan raya Semarang – Surabaya, dengan latar belakang pemandangan laut yang dilengkapi fasilitas kolam renang “Putri Duyung”, taman bermain anak-anak.dan perahu wiasata. Pada bulan Syawal diadakan upacara tradisional Syawalan/ Kupatan 7 hari setelah hari Raya Idul Fitri dengan berbagai kegiatan seperti lomban (wisata laut), wisata belanja, pertunjukan musik dll. Kegiatan ini juga tersebar di berbagai obyek di daerah Kabupaten Rembang, seperti di Pantai Pasir Putih Tasikharjo, di Bonang dan di pantai Binangun.

Di dalam lokasi TRP Kartini juga terdapat Jangkar Dang Puhawang yang berukuran panjang 4,22 m, lebar 2,80 m, lingkar badan 60 cm, terletak di pantai. Konon jangkar ini milik pelaut Cina Dang Puhawang yang terlibat perselisihan dengan Sunan Bonang. Ketika mereka beradu kesaktian; kapal Dang Puhawang terjungkir, layarnya jatuh di Bonang menjadi batu yang kini disebut “Watu Layar” ( Batu Layar ), sedang jangkarnya jatuh di Rembang. Karena riwayatnya yang unik maka jangkar ini dikeramatkan orang; sehingga masih ada yang percaya untuk mengadakan ziarah dan mengadakan haul di tempat tersebut.


Di lokasi ini juga terdapat cagar budaya berupa bangunan peninggalan Belanda dengan arsitektur Eropa ( dibuat tahun 1811 ), yang dulunya dipakai kegiatan rapat/pertemuan/pesta pada masa pemerintahan Belanda ( 1808-1811 ). Kemudian pada tahun 1945 – 1996 dipakai umat Kristiani Jawa sebagai gereja , kemudian pada tahun 2006 mulai dibangun ( yang tidak meninggalkan bentuk/ arsitektur aslinya ), dan sekarang sudah berdiri megah. Bangunan tersebut dipergunakan sebagai perpustakaan modern, sekaligus sebagai TIC/ pusat informasi pariwisata.

Sampai saat ini TRP Kartini masih merupakan obyek wisata unggulan, yang saat ini masih dalam proses optimalisasi dalam penggarapannya, bahkan ada beberapa pulau kecil yang potensial sekali untuk dikembangkan dan dijadikan obyek wisata bahari. Apalagi dengan adanya Blok Cepu, maka sangat besar kemungkinannya obyek wisata ini / obyek-obyek wisata yang lain di wilayah Kabupaten Rembang akan sangat potensial untuk dikunjungi wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara yang sekaligus mempunyai kepentingan bisnis.

Obyek ini dibuka jam 07.00 – 16.00 WIB, kolam renang dibuka jam 07.00 – 22.00 WIB.

Peluang investasi : aquarium air laut, rumah makan seafood, kapal pesiar, arena memancing,dll

MUSEUM KAMAR PENGABADIAN RA. KARTINI

Berlokasi di lingkungan rumah dinas Bupati Rembang merupakan bangunan asli yang dulu ditempati RA Kartini (pelopor emansipasi wanita Indonesia) beserta suaminya Djojo Adiningrat Bupati Rembang (1889 – 1912) dan sampai sekarang sebagian besar masih berfungsi sebagai rumah dinas Bupati Rembang.

Museum Kamar pengabadian RA Kartini menempati salah satu kamar pribadi yang dulu ditempati RA Kartini untuk melakukan segala aktivitas, menulis buah pikiran dan ide-ide beliau; juga digunakan tempat melahirkan putra satu-satunya sampai beliau wafat.



Atas dasar kenyataan sejarah itulah, maka untuk mengenang jasa-jasa beliau oleh Bupati Rembang tahun 1967 (saat itu Drs. Adnan Widodo), kamar tersebut ditetapkan sebagai “ Museum Kamar Pengabadian RA Kartini “. Di sini banyak koleksi foto, lukisan, dan peralatan/ perlengkapan rumah tangga (dari keramik dan ukir-ukiran kayu jati), yang dipakai beliau sehari-hari. Juga bangunan kuno yang dulu dipergunakan RA Kartini untuk mengajar anak-anak bumi putera.

Bangunan gedung ini bentuknya masih asli, hanya pada tahun 1968 atapnya yang semula dari sesek bambu diganti eternit/atap dengan papan kayu jati. Obyek wisata ini dibuka setiap hari mulai jam 07.00 – 16.00 WIB.

Peluang investasi : showroom aneka souvenir

SANGGAR BUDAYA

Berlokasi di lingkungan rumah dinas Bupati Rembang / Museum Kamar pengabadian RA Kartini (Jl. Gatot Subroto 8 Rembang) merupakan bangunan baru, yang semula bekas kantor Sekretariat Daerah; dan mulai tahun 2002 dioperasikan sebagai Sanggar Budaya. Sanggar Budaya ini dipergunakan berbagai macam event/ kegiatan baik umum maupun kedinasan; yaitu untuk kegiatan lomba, festival, pameran dll. dibuka untuk umum.



Ruangan yang ada di Sanggar Budaya terdiri dari 3 ruang terbuka, dan 2 ruang tertutup; dengan fasilitas mushola, kamar mandi, WC, area parkir yang luas dan aman. Di dalam lokasi ini juga terdapat showroom hasil kerajinan dan industri Kabupaten Rembang, yang dikelola oleh PKK Kabupaten Rembang.

ANJUNGAN KABUPATEN REMBANG DI PURI MAEROKOCO



Anjungan Kabupaten Rembang yang berada di area Puri Maerokoco Semarang adalah merupakan gambaran rumah adat, yang beratap joglo dengan jenis-jenis riangan terdiri dari serambi depan, ruang tamu, ruang tengah/ ruang keluarga, kamar tidur, gladhag dan dapur.

Di lingkungan bangunan utama terdapat bangunan pelengkap daya tarik yang meliputi: plasa untuk pentas kesenian tradisional dilengkapi dengan patung R.A Kartini, Ruangan terbuka berpasir putih untuk penyelenggaraan pertunjukan Pathol Sarang, Jangkar / sauh dan batu layar Dampo Awang, perahu nelayan Rembang, pertamanan dengan tanaman pohon kawis dan sono keling , bambu hias, dll.

Daya tarik yang ditampilkan biasanya berupa pertunjukan kesenian rakyat secara berkala; antara lain pertunjukan kesenian tradisional Pathol Sarang, Thong Thong Lek, Orek-Orek dll. Pameran hasil industri dan potensi wisata Kabupaten Rembang serta pameran photo obyek-obyek wisata dll,

Peluang investasi : perahu wisata, kegiatan pentas seni dan budaya daerah, display kerajinan/makanan khas

MAKAM RA. KARTINI

Terletak di desa Bulu 17,5 km dari kota Rembang ke selatan jurusan Blora. Luas area 10 ha, sedangkan sekitar 2 Ha, yang merupakan makam keluarga Bupati Rembang RMAA Djojo Adiningrat dan putra RA Kartini satu-satunya RM Soesalit. Pada bulan April puluhan ribu pengunjung berziarah ke Makam RA Kartini. Di atas tanah tersebut dibangun pesanggrahan sebagai tempat peristirahatan beliau bersama permaisurinya RA Kartini.


Sejak meninggalnya RA Kartini kemudian kanjeng RMAA Djojo Adiningrat membangun makam berupa cungkup yang berbentuk joglo dengan atap seng bersirap, berpagar besi dan berkijing marmer asli dari Italia. Demikian halnya setelah RMAA Djojo Adiningrat meninggal, yang dimakamkan di sebelah utara cungkup isterinya, juga dibangun kijing marmer asli Italia oleh putra tertua yaitu RMAA Abdul Karnen ( yang menjabat sebagai Bupati Rembang tahun 1912 – 1942 menggantikan ayahanda. Di lokasi obyek ini sekarang telah dilengkapi area parkir yang luas, musholla, bumi perkemahan, warung cinderamata dll. Dibuka : setiap hari jam 07.00 – 16.00 WIB.

Peluang investasi : toko souvenir, penginapan dan restoran

HUTAN WISATA SUMBER SEMEN

Berada di desa Gading-Kecamatan Sale, 49 km dari Kota Rembang ke arah tenggara, merupakan hutan lindung dengan berbagai pohon langka terdapat juga kera yang lucu dan liar. Hutan Wisata Sumber Semen sejak tahun 2008 difungsikan sebagai ruang tata hijau dengan luas areal obyek sekitar 17,1 Ha adalah milik Perhutani Kebonharjo, yang pengelolaannya juga oleh KPH Kebonharjo.

Fasilitas yang ada seperti kolam renang, taman bermain anak-anak, aneka satwa , sumber air alami (sebagai sumber air minum daerah sekitar dan seluruh masyarakat Rembang), dan ada pula ruang informasi, shelter-shelter, jalan setapak menuju goa Rambut yang legendaris, serta adanya pelestarian tanaman langka yang sering dipergunakan untuk penelitian khususnya mahasiswa IPB, terdapat juga tempat wisata buru, wisata agro dan wisata tirta.

Hutan Wisata Sumber Semen juga mempunyai daerah khusus untuk bumi perkemahan yang sampai saat ini masih sering digunakan untuk kemah dan camping bagi pramuka maupun anak-anak muda yang sedang berlibur. Saat ini obyek wisata tersebut sudah mulai diberi batas-batas wilayah berbentuk kawat yang melintas, hal ini difungsikan sebagai pengaman obyek.

Obyek ini dibuka setiap hari pukul 07.00 - 16.00 WIB.

Peluang investasi : kegiatan wisata agro, wisata buru, villa/motel, restoran,dll

WANA WISATA KARTINI MANTINGAN

Luas areal sekitar 39,7 Ha milik Perhutani Mantingan, sehingga pengelolaannya oleh KPH Mantingan. Obyek wisata ini berada di pinggir jalan Raya Desa Mantingan, Kecamatan Bulu 22 km ke selatan jurusan Blora, berdekatan dengan Makam RA.Kartini (kurang lebih berjarak 4 km ke arah selatan).


Dengan hutan jati yang teduh, taman bermain anak yang luas, terdapat juga kolam renang untuk anak-anak dan dewasa dengan pelengkap ruang bilas / ruang ganti serta pelengkap lainnya. Kemudian adanya pesanggrahan tempat menginap, parkir yang sangat luas, ruang informasi, shelter-shelter tempat berteduh, dan fasilitas olahraga tennis lapangan ( yang disewakan selama 24 jam ), serta koleksi binatang dari hutan setempat.

Di lokasi obyek wisata ini juga mempunyai fasilitas bumi perkemahan dengan berbagai jenis perlengkapan untuk berkemah yang dapat disewa di tempat tersebut; pada setiap hari Minggu atau hari liburan sekolah sangat ramai dikunjungi oleh para pemuda yang melakukan kegiatan pramuka atau camping.

Dibuka jam 07.00 – 16.00 WIB.

Peluang investasi : villa/motel, restoran, taman bunga/kebun buah, dll

MAKAM SUNAN BONANG & PETILASAN / PASUJUDAN SUNAN BONANG

Sunan Bonang ( R.Maulana Makdum Ibrahim ) wafat tahun 1525 M dalam usia 60 tahun, dimakamkan di rumah kediaman beliau di desa Bonang- Lasem, 17 km dari kota Rembang ke timur jurusan Surabaya. Ada yang mengatakan makam beliau berada di Tuban bahkan ada yang mengatakan makam beliau di Madura (wallahu a’lam bissowab). Bangunan makam Sunan Bonang oleh penduduk setempat menyebutnya “ndalem” dibangun oleh seorang saudagar dari Juana, sedang pendapat lain mengatakan bahwa makam Sunan Bonang itu bekas rumah Kadipaten Bonang Binangun peninggalan Nyi Ageng Maloka ( kakak Sunan Bonang yang pernah memerintah Kadipaten Binangun ). Sepeninggal suaminya Pangeran Wiranagoro tahun 1479, kemudian tahun 1480 M Kadipaten Binangun dipindah Nyai Ageng Maloka ke kota Lasem.

Sedangkan Petilasan/ Pasujudan Sunan Bonang berada di sebuah bukit Desa Bonang Kecamatan Lasem 17 km dari Kota Rembang ke timur jurusan Semarang – Surabaya, terdapat bangunan (musholla) dengan kamar berisi batu besar yang di gunakan oleh Sunan Bonang sebagai sajadah., tempat bershalawat (bertapa) atas perintah Nabi Haidir. Batu itulah yang dikenal dengan pasujudan ( tempat sujud kepada Allah SWT ) Sunan Bonang, ada bekas anggota badan Sunan Bonang. Di lokasi inipun ada makam Putri Campa, yaitu makam Dewi Indrawati (Ibu Raden Patah Sultan Demak) yang menjadi mubalighah di Bonang sampai akhir hayatnya, ( uniknya makam Putri Campa ini mempunyai alas tiang berupa umpak dari tulang ikan paus ).


Perlu diketahui bahwa event yang ada di lokasi obyek pada setiap bulan Selo (Dulkangidah) hari Rabu Pahing adalah Acara Haul Sunan Bonang. Jika pada bulan tersebut tidak ada hari Rabu Pahing diganti Jumat Legi. Acara berlokasi di nDalem/ Makam Sunan Bonang di Desa Bonang-Kecamatan Lasem. Sedangkan Acara Penjamasan Pusaka Sunan Bonang berupa “bende” yang di beri nama “Bende Becak” pada setiap tanggal 10 Dzulhijah (Hari Raya Idul Adha) pukul 09.00 diadakan upacara penjamasan di rumah juru kunci Desa Bonang Kecamatan Lasem. Bende Becak berukuran garis tengah 10 cm.

Zaman dulu bende ini berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan para wali atau sebagai tanda pemberitahuan akan terjadinya sesuatu peperangan /musibah. Pada upacara ini dibagi-bagikan ketan kuning dengan enti / selai ( dari kelapa manis ) serta memperebutkan air bekas penjamasan Bende Becak yang konon dapat memberikan berkah. Dan untuk lebih dulu mendapatkan barang tersebut, pengunjung berusaha lebih dahulu datang ( walaupun menunggu lebih lama ) bahkan ada yang menginap sebelumnya ( khususnya pengunjung dari luar kota ).

Peluang investasi : villa, restoran, toko souvenir


PANTAI BINANGUN

Di desa Bonang- Binangun ( 18 km ) dari kota Rembang ke timur jurusan Surabaya, akan dapat dilihat keindahan pantai ini dengan pemandangan laut lepas dari jalan raya maupun dari bukit Petilasan Sunan Bonang ( yang bertebing putih yang disebut “ Watu Layar ” ) atau dari bukit Jejeruk ( lokasi makam Sultan Mahmud dari Minangkabau ) yang legendaris. Kawasan Pantai Binangun bergandengan dengan obyek wisata Pasujudan Sunan Bonng, makam dan petilasan Sunan Bonang, sentra belanja ikan kering /hasil laut lainnya. Obyek Wisata ini merupakan salah satu obyek wisata dalam kawasan pengembangan yang saat ini telah mulai dibangun suatu kawasan yaitu Rest Stop Area yang terletak di depan Hotel dan Restaurant Sewu Beach - Binangun. Fungsi dari Rest Stop Area ini adalah sebagai tempat istrirahat bagi pengunjung sekaligus disuguhi dengan panorama laut yang indah, luas dan berkesan dengan melihat secara langsung matahari terbenam ( sun set ).

Disamping itu para pengunjung yang mempunyai hoby olah raga memancing kawasan ini sangat tepat sekali, karena disana sudah ada perahu-perahu yang dapat disewa menurut kepentingan masing-masing, dan biasanya untuk memancing di karang-karang atau atol. Pantai Binangun Indah merupakan salah satu kawasan pengembangan yang tercakup dalam kawasan BBS ( Bonang Binangun Sluke ), yang telah dibuat perencanaannya sebagai kawasan unggulan disamping rencana pengembangan KBT ( Kawasan Bahari Terpadu ).

Setiap Syawalan / Kupatan banyak sekali acara-acara yang digelar, khususnya acara lomban, dan seperti pada Hari Raya Imlek tahun 2004 kemarin mulai dirintis untuk mengadakan acara sedekah laut antara masyarakat Tionghoa ( sebagai penyandang dana dan pemrakarsa kegiatan ) bersama-sama dengan masyarakat Jawa yang juga berbaur dengan para nelayan di lingkungan sekitar obyek. Acara sedekah laut merupakan salah satu acara rangkaian perayaan Hari Raya Imlek yang diselenggarakan berbagai macam kegiatan yang berkaitan kebudayaan masyarakat Tionghoa.

Peluang investasi : kegiatan wisata bahari, rumah makan sea food, restoran, motel, taman laut

PANTAI SUKO ( KAWASAN BBS )

Berada di kawasan Kecamatan Sluke kurang lebih 24 km dari kota Rembang ke timur jurusan Surabaya. Pantai Suko erat sekali dengan nama seorang tokoh pengembara yaitu Sukowati dari Samodra Pasai yang wafat di Pantai ini dalam pertempurannya dengan Pasukan Majapahit yang dipimpin oleh Pangeran Harya Damar Putra Prabu Brawijaya raja Majapahit. Di kawasan ini juga terdapat makam Dewi Siti Kuliyah yang berasal dari Samodra Pasai yang mengembangkan agama Islam di Sluke.

Pantai Suko merupakan satu kawasan obyek dan daya tarik wisata yang terdiri dari obyek wisata Makam, Petilasan, dan Pasujudan Sunan Bonang, Makam Bupati Binangun I, Wisata Watu Layar, Pantai Binangun dan Bukit Jejeruk. Namun untuk obyek wisata yang belum dikembangkan adalah Pantai Binangun, yang masih merupakan hamparan pantai/lahan pertanian/perikanan/tanah kosong yang sangat luas.


Pada kawasan ini terdapat obyek pendukung yang sedang digarap oleh pemerintah Kabupaten Rembang, untuk proyek PLTU, Pelabuhan Industri Batubara/ Pelabuhan Niaga dll

Peluang Investasi : fasilitas kegiatan wisata bahari,olah raga air, hotel, restoran, toko souvenir, pusat rekreasi terpadu dalam satu kawasan Bonang Binangun Sluke.

PULAU KARANG GOSONG

Pulau Karang Gosong atau Karang Gosong yang lebih dikenal oleh masyarakat sekitar terletak di sebelah utara Desa Bonang Kecamatan Lasem kurang lebih 4 Km dari daratan atau ½ jam perjalanan perahu, Pemandangan obyek ini mempunyai kelebihan tersendiri dibandingkan dengan karang-karang yang tersebar di wilayah pesisir Rembang, Dinamakan Karang Gosong karena karang ini mempunyai warna dan tekstur yang lain, selain warnanya yeng agak kehitam-hitaman juga bentuknya yang cekung sehingga dalam keadaan surut pengunjung dapat langsung mendarat dan istirahat di tengah-tengah karang.

Pengunjung akan lebih terpesona ketika diajak untuk melihat panorama di dalam laut, ikan–ikan karang yang berlalu lalang di dalam laut sangat jelas kita lihat dari atas perahu, karena pantai di sana hanya berkedalaman kurang dari 2 m, apalagi ditambah dengan bentuk-bentuk karang hidup yang ada di sekitar pusat karang. Bukan hanya sekedar melihat ikan hias dan karang hidup, tapi pengunjung juga dapat menikmati secara langsung sesuatu yang ada di sekitar Karang Gosong tersebut yaitu secara langsung pengunjung dapat mencari kerang laut dan rumput laut, tentu saja asal tidak berlebihan dalam mengambil seperti pada agro wisata pengunjung hanya dapat mengambil 2 / 3 buah yang ada.

Keindahan–keindahan ini akan dapat dirasakan oleh masyarakat luas baik dari dalam daerah maupun luar daerah. Apabila pemerintah dan masyarakat guyub rukun dan bersatu dalam memajukan Kabupaten Rembang khususnya di bidang pariwisata.

Seperti kita ketahui Kabupaten Rembang saat ini telah getol – getolnya dalam pembangunan Kawasan yang lebih dikenal dengan Kawasan Pengembangan BBS ( Bonang – Binangun – Sluke ); dimana Bonang sebagai kawasan obyek wisata religius, Binangun sebagai kawasan obyek wisata bahari, sedangkan Sluke disamping sebagai obyek wisata bahari juga wisata religius. Kemudian apabila dipadukan dengan Pulau Karang Gosong, dapat dijadikan sebagai pelengkap/ penunjang pembangunan kawasan pengembangan BBS yang pada akhirnya dapat meningkatan pendapatan masyarakat dan Pendapatan Asli Daerah

PANTAI PASIR PUTIH TASIKHARJO, PULAU GEDE DAN PULAU MARONGAN

Pantai yang pasirnya putih ini berlokasi di sepanjang pantai Kecamatan Kaliori. tepatnya di desa Tasikharjo 5 km dari kota Rembang ke arah barat jurusan Rembang - Semarangg. Luasnya 18 Ha dengan pantainya yang landai, berombak kecil dan tenang, berhadapan dengan Pulau Marongan dan Pulau Gede / Masaran.

Luas kedua pulau semakin lama semakin berkurang, karena seringnya terjadi abrasi; semula Pulau Gede seluas 9 Ha dan Pulau Marongan seluas sekitar 3 Ha, namun sekarang sudah berkurang sekitar 1,5 Ha. Jarak tempuh ke Pulau marongan atau Pulau Gede sekitar 4 km, yang dapat ditempuh dengan perahu tempel selama 30 menit. Khusus untuk Pulau Marongan kadang-kadang dapat di tempuh dengan jalan kaki dari Pantai Pasir Putih Tasikharjo pada bulan-bulan tertentu / pada saat laut surut








0 komentar:

  © Blogger templates Newspaper III by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP